Informasi Terkini: Sampah Plastik di Indonesia Kini mencapai Berton-ton jika ini terus terjadi akan berdampak pada - Tahukah anda bahawa anda memakan plastik bekas yang selama ini anda gunakan!? - Optimalisasi penumpukan sampah di sungai - ancaman sampah plastik bagi ekosistem laut - Upaya pemerintah menangani sampah plastik - Jumblah sampah plastik di tempat ini mencapai -

Sampah Plastik di lautan

                                                              Plastic waste

Sumber: https://rimbakita.com/plastik/

            Plastik adalah salah satu makromolekul yang proses pembentukannya melalui tahap polimerisasi. Polimerisasi adalah suatu proses penggabungan dari beberapa molekul sederhana atau monomer menjadi molekul besar yang disebut makromolekul atau polimer melalui suatu proses kimia. Surono (2013) menyatakan pendapatnya mengenai plastik, yaitu senyawa polimer yang unsur pembentuk atau pembangunnya adalah hidrogen dan karbon. Pengertian ini juga sejalan dengan pendapat Ningsih (2010) bahwa plastik adalah produk polimerisasi sintetik yang terbentuk dengan dasar kondensasi organik dan campuran zat tertentu. Sementara itu Apriyanto dan Aryanti (2013) juga memberikan pengertian tentang plastik, yaitu suatu bentuk barang yang berasal dari material polimer yang didinginkan serta digunakan untuk mengemas. Menurutnya plastik dapat dicetak dengan berbagai macam jenis dan bentuk. Bahan plastik dapat dibentuk berdasarkan apa yang dibutuhkan ketika terpapar oleh tekanan dan suhu panas. Bentuknya sendiri bermacam-macam mulai dari batangan, balok, hingga silinder. Semua bentuk dasar tersebut kemudian dapat diolah kembali menjadi kresek, pembungkus makanan, kemasan botol, dan sebagainya. Plastik adalah bahan yang sangat mudah terbakar, sehingga dapat meningkatkan peluang terjadinya kebakaran. Belum lagi asap yang dihasilkan dari pembakaran plastik mengandung gas beracun seperti Hidrogen Sianida (HCN) dan Karbon Monoksida (CO) yang berbahaya bagi tubuh. Dampaknya bagi lingkungan adalah menyebabkan pencemaran udaraMembuang plastik ke alam bebas juga tidak dianjurkan, karena sulit terurai oleh mikroorganisme dan mengakibatkan penurunan populasi fauna di tanah. Dampak buruk yang dihasilkan adalah menurunnya persediaan mineral organik dan anorganik dan juga menghalangi ruang udara, sehingga jasad renik kekurangan oksigen di dalam tanah. 


Sejarah Plastik

Sejarah plastik dimulai pada tahun 1862, ketika Alexander Parkes pertama kali menemukan produk yang terbuat dari selulosa. Produk tersebut kemudian dikenal dengan nama parkesine. Selanjutnya seorang ahli kimia berkebangsaan New York bernama Leo Baeklend menghasilkan bahan sintetis pertama pada tahun 1907.

Bahan sintetis temuan Baekland tersebut dikenal dengan sebutan bakelite dan berbentuk resin cair. Bakelite tersebut mempunyai sifat tidak mencair, tidak meleleh saat dicelup dalam larutan asam cuka, dan juga tidak terbakar. Hanya saja dengan karakteristik tersebut bahan bakelite menjadi tidak bisa berubah lagi. Plastik seperti yang saat ini dikenal sendiri baru mulai dikembangkan secara luas pada tahun 1975 oleh beberapa tokoh besar seperti Montgomery Wrad, J. C,. Penny, Montomery Ward, Sear, dan masih banyak tokoh penting lainnya. Perkembangan plastik di pasaran sejak tahun tersebut mengalami peningkatan yang signifikan. Di mana pada tahun 1930-an jumlah produksi dalam setahun hanya mencapai beberapa ratus ton, sedangkan pada tahun 1990-an meningkat menjadi 150 juta tin dan patd tahun 2002.

Sumber: https://rimbakita.com/plastik/           

Jenis Sampah:

Plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. Plastik dibagi menjadi tujuh jenis, dan jenis-jenisnya adalah:

Jenis plastik yang pertama adalah Polyethylene Terephthalate atau PETE. PETE merupakan fiber bebas kerut. PETE sebagian besar digunakan untuk keperluan kemasan makanan dan minuman karena kemampuannya yang kuat untuk mencegah oksigen masuk dan merusak produk di dalamnya. Jenis plastik PETE juga membantu menjaga agar karbon dioksida dalam minuman berkarbonasi tidak keluar. Jenis plastik PETE biasanya bisa Anda ditemukan digunakan pada botol air mineral, botol soda, botol minyak sayur, dan tempat plastik lainnya. Jenis plastik PETE biasanya berwarna jernih/transparan dan direkomendasikan hanya untuk pemakaian sekali pakai atau single use. Jenis plastik ini tidak direkomendasikan untuk diisi lagi dan digunakan berulang kali. PETE mengandung antimon trioksida yang mampu menyebabkan kanker pada jaringan hidup. Semakin lama cairan dibiarkan dalam wadah PETE, semakin besar pula potensi pelepasan antimonnya. Temperatur yang hangat di dalam mobil, garasi, dan penyimpanan tertutup juga dapat meningkatkan pelepasan zat berbahaya.

 Jenis plastik yang kedua adalah High-Density Polyethylene atau HDPE. HDPE cukup spesial dari jenis plastik lainnya karena ia memiliki rantai polimer tunggal yang membuatnya sangat padat. Oleh karenanya, HDPE diketahui lebih kuat dan lebih tebal daripada PETE. HDPE umumnya digunakan sebagai botol sampo, botol obat, botol detergen, botol pemutih, botol susu yang berkemasan putih pucat, tempat mentega, tempat yogurt, tempat sampo, tempat sabun dan sejenisnya. Selain dapat didaur ulang dan digunakan berulang kali, HDPE juga relatif lebih stabil daripada PETE. HDPE adalah pilihan yang lebih aman digunakan untuk menyimpan bahan makanan dan minuman. Jenis plastik ini memiliki karakter yang kuat, keras, buram dan tahan suhu tinggi sehingga mampu mencegah reaksi kimia antara kemasan dengan makanan di dalamnya.

Jenis plastik yang ketiga adalah Polyvinyl Chloride atau PVC. PVC biasanya digunakan sebagai bahan pembuat mainan, pipa plastik, kantong darah dan tabung medis. PVC atau vinil paling banyak digunakan sebagai resin plastik nomor dua di dunia setelah polietilen.  Dalam hal toksisitas atau tingkat racunnya, PVC dianggap sebagai jenis plastik yang paling berbahaya. Penggunaannya dapat meluluhkan berbagai bahan kimia beracun seperti bisphenol A (BPA), ftalat, timbal, dioksin, merkuri, dan kadmium. Beberapa bahan kimia yang disebutkan ini dapat menyebabkan kanker, gejala alergi pada anak-anak dan mengganggu sistem hormonal manusia. Untuk itu, jenis plastik PVC jarang diterima oleh program daur ulang karena telah dinyatakan sebagai penyebab risiko kesehatan yang serius dan masalah pencemaran lingkungan.

 Jenis plastik yang ke empat adalah Low-Density Polyethylene atau LDPE. Polyethylenes adalah jenis plastik yang paling banyak digunakan di dunia. Jenis plastik ini memiliki struktur kimia polimer plastik paling sederhana, sehingga sangat mudah dan sangat murah untuk diproses. LDPE sebagian besar digunakan untuk tas plastik belanjaan, tong sampah, kantong dry cleaning, kantong makanan beku, pelapis untuk karton susu kertas, cangkir minuman dan penutup kawat serta kabel. Jenis plastik ini memiliki fleksibilitas yang tinggi dan daya tahan yang lama. LDPE juga aman untuk didaur ulang dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia.

 Jenis plastik yang kelima adalah Polypropylene atau PP. Jenis plastik ini lebih kaku dan lebih tahan panas, sehingga PP banyak digunakan untuk wadah makanan panas. PP adalah pilihan bahan plastik yang paling aman untuk wadah makanan dan minuman, serta dapat digunakan berkali-kali karena sifatnya yang tahan lama. Jenis plastik PP banyak digunakan sebagai tempat makan, tutup botol, sedotan, botol saus, rompi termal, suku cadang mobil, popok sekali pakai dan liner pad sanitasi. Meski memiliki banyak kualitas yang luar biasa, PP agak susah untuk didaur ulang dan juga dapat menyebabkan gangguan asma dan hormon pada manusia.

  Jenis plastik yang keenam adalah Polystyrene atau PS. Polystyrene adalah jenis plastik yang biasa digunakan untuk styrofoam wadah makanan, karton telur, gelas dan mangkuk sekali pakai, dan helm sepeda. Styrene bisa juga didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Ketika terpapar dengan makanan panas dan berminyak, PS dapat melepaskan styrene yang dianggap sebagai racun otak dan sistem saraf, dapat mempengaruhi gen, paru-paru, hati, sistem kekebalan tubuh, mengganggu hormon estrogen yang berakibat pada masalah reproduksi. PS juga memiliki tingkat daur ulang yang rendah.

 Jenis plastik yang ketujuh adalah semua jenis plastik selain yang telah diidentifikasi oleh nomor 1-6 dan juga plastik yang dapat dilapisi atau dicampur dengan jenis plastik lain, seperti bioplastik. Jenis plastik yang tergolong dalam kategori ini adalah SAN (Styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene styrene), PC (poly carbonate), dan Nylon. Polycarbonate (PC) adalah plastik paling umum dalam kategori ini. Namun, PC sudah tidak banyak digunakan dalam beberapa tahun terakhir karena dikaitkan dengan bisphenol A (BPA). Karena toksisitas atau tingkat racunnya, beberapa negara telah melarang penggunaan PC untuk botol bayi dan kemasan formula bayi. Jenis plastik di kategori ini biasa digunakan pada CD, alat-alat rumah tangga, dan alat-alat elektronik. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu. Sementara ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan bongkar pasang dan pipa. Plastik dalam kategori others termasuk sulit didaur ulang, untuk itu penggunaannya sebaiknya dibatasi atau dihindari.

Sumber: https://www.merdeka.com/jatim/7-jenis-plastik-yang-beredar-luas-ketahui-klasifikasinya- kln.html


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama